Horner bergegas pergi ke kamarnya. Ia tidak memperdulikan teriakan kesal Norbert ataupun tatapan tajam dari Leopard Tornado karena lebih mementingkan Hilda.
Hati-hati membuka, Horner tidak dapat menggambarkan bagaimana isi hatinya dan isi kepalanya yang berbenturan.
"Hilda..."
Terkesima melihat Hilda Ze bergelung malas di atas tempat tidurnya. Seakan dunia berhutang waktu untuk tidur lebih lama.
Benar-benar malas pikirnya.
Bagaimana bisa motel ini berjalan jika bertugas seperti ini pikirnya lagi.
Sadar masih memakai debu habis dari luar, Horner pergi ke kamar mandi. Ia tidak mau Hilda Ze terkena sakit.
Teras corner pojok.
Norbert menyalakan rokoknya. Asap rokok tipis menyebar berikan lapisan unik. Udara dingin di malam hari semakin mengigit tulang. Sungguh dingin.
Dua cangkir kopi panas di letakan oleh Leopard Tornado, Norbert meliriknya. Ia sedikit ngeri melihat arah cangkir.
"Takut?"
"Tidak... kamu buat kopi pakai apa? disini tak ada apapun."