Mata kecil Carolina Tornado Cocia meneliti wajah Maureen lalu ayahnya Leopard Tornado dengan seksama. Perutnya berbunyi sejak tadi tapi dua orang di dekatnya seperti tidak akan terbangun untuk waktu yang lama.
"Bibi... Cocia lapar," bisiknya takut-takut membangunkan. Di rumah Cia Ji, jika perutnya lapar, Carolina Tornado Cocia pergi ke dapur dan meminta bibi dapur untuk membuatkan makanan tapi disini? ia kebingungan.
"Cocia..."
Mata hitam gelap Leopard Tornado membawa ketakutan di hati Carolina Tornado Cocia, "Ya, ayah. Maaf membangunkan tapi Cocia benar-benar lapar," ungkapnya pelan disertai takut.
"Pergilah keluar, di meja pasti sudah ada makanan. Jangan ganggu ibu angkatmu."
"Ya, ayah."
Carolina Tornado Cocia bersemangat turun, "Cocia..." panggil Leopard Tornado serak membuat langkah kaki kecil berhenti di tengah ruangan kamar.
"Ya, ayah."
"Panggil ibu angkat. Sejak hari ini, bibi resmi menjadi ibu angkat. Ayah tidak mau ibu angkatmu bersedih karena salah kamu panggil."