Wajah Maureen terlihat pucat. Selang berada di mulut, berbagai macam peralatan menempel pada badannya. Ada perasaan nyeri dan bersalah dalam diri Leopard Tornado memandang dari kaca jendela ICU.
"Maaf."
Setengah badannya terasa lesu, Leopard Tornado tidak pernah mengira akan ada hari dimana ia harus meminta maaf padanya karena sudah membuatnya seperti ini.
Dokter mendatangi tempat Leopard Tornado berdiri, "Anda siapanya pasien?" tanyanya pelan. Leopard Tornado berputar arah melihatnya, kerutan tak senang muncul.
"Suaminya."
"Tuan Kqu adalah...?" tatapan tajam dari Leopard Tornado menghentikan dari pembicaraan tidak penting. Dokter merasakan cekikan tak kasat mata di lehernya sangat kuat hingga kesulitan bernafas.
"Pasien mengalami vegetatif sementara, kemungkinan sadar sangat kecil tapi tidak ada yang bisa memprediksi."
"Lanjutkan."
"Masalahnya ada pada perutnya. Pergerakan pembuatan rahim buatan mengalami perubahan."
