Dokter berlarian ke arah kamar Maureen, Kqu menatapnya panik. Sesaat usai makan, Maureen mengeluhkan dadanya sakit. Iapun menekan tombol emergency di sisi tempat tidur.
"Satu ... dua ... tiga..." kata salah satu suster memeriksa detak jantung lalu berikan isyarat pada suster lainnya.
Suster lain tersebut segera memasang kabel pada bagian dadanya, "Dok, semakin turun," ucapnya kencang.
"Sakit..." seru lirih Maureen, wajahnya pucat seputih kertas kosong. Kqu ingin mendekat tapi tidak ada celah untuk masuk.
"Bawa ke ruang operasi, cek ulang semuanya."
Tanpa aba-aba semua bergerak sangat cepat mengeluarkan Maureen dari kamar ini. Kqu berjalan mengikuti dari belakang.
"Dokter..."
Dokter menghentikan langkahnya, dilihatnya suster sudah menutup pintu ruang operasi. Ia melihat Kqu sebelum mengatakan sesuatu yang salah pada pemilik rumah sakit.
"Kqu, kita teman bukan."
Kata-kata pembuka yang tidak pernah di sukai Kqu sepanjang hidupnya. Wajahnya seketika buruk.
"Apa yang terjadi?"