Maureen membuka mata, terkejut melihat mata Leopard Tornado sangat dekat. Wajahnya merah. Ia merasa tak nyaman, namun Leopard Tornado secepat kilat menciumnya lembut. Tekanan kelembutan yang belum pernah di rasakan seakan membakar perlahan dari luar masuk ke dalam.
"Jika ada pikiran di masa depan, kamu harus katakan padaku Maureen. Aku bukan cenayang yang bisa menebak pikiranmu."
Leopard Tornado memandangi wajah di depannya yang berusaha keras menstabilkan diri. Maureen mencembik kesal.
"Semalaman melakukan ini, apakah kamu tidak puas?"
"Mana bisa puas. Orang yang kuinginkan adalah kamu sedangkan dia hanyalah pengganti. Apa kamu tahu, aku selalu membayangkan dia adalah kamu."
Kepala berada dekat dadanya, debaran jantung terdengar jelas oleh Maureen. Tidak tahu harus mengatakan apapun lagi, apakah Langit berikan kesempatan padanya seperti yang dikatakan Mermaid.