Kqu melepaskan asap rokok dengan gusar. Ia sama sekali tidak menduga, Leopard Tornado bakal merubah segalanya. Niatnya ingin memberikan Maureen melihat sisi luar Leopard Tornado. Namun, ini malah seakan menyodorkan kebahagiaan kepada orang lain.
"Sial!"
Botol minuman keras di minum dengan kekuatan besar. Hatinya panas. Beberapa kali melirik tembok di samping, apakah ada pergerakan yang membuat Maureen keluar dari kamar pengantin. Namun, sia-sia. Kqu terus minum tanpa ada jeda, hatinya dongkol.
Kamar pengantin.
Detak jam memecah keheningan. Maureen yang dipaksa, bergerak bangun. Luka di tangan tidak dirasakan. Leopard Tornado membuka matanya, tajam melihat.
"Masalah kita belum selesai. Aku tidak suka."
"Aku capek."
"Kamu ingin apa, bebas. Tapi, aku harus pulang ke rumah. Aku khawatir, dia mencemaskan aku."
"Maureen, apa kamu sengaja membahas masalah ini?"
"Kenapa tidak? kamu ingin menghindar, itu masalahmu tapi aku tidak suka berhutang budi pada orang lain."