Gazea Bao berdiri ketakutan di sudut ruangan, matanya menatap lantai dengan tekun. Vanzu Bao mengelus belakang lehernya yang kaku, melirik arah pria tua berumur 70tahun yang memandang taman dari kaca jendela buram.
"Berani melanggar aturan maka harus berani menanggung resiko. Gazea, aku membesarkan kamu bukan untuk jadi pajangan vas rumah di keluarga Bao!"
"Kakek, aku-- "
Vanzu tak tahan lagi, "Masalah sudah seperti ini kakek. Mau memarahi Gazea hanya bisa menambah sakit kepala saja."
Kakek Bao berbalik melihat cucu kesayangannya dan cucu angkatnya dengan tajam. Tampak jelas ketidaksenangan dan ketidakpuasan muncul kuat di matanya.
"Lalu, apa rencana kalian selanjutnya?"
Gazea Bao menggelengkan kepalanya, "Wanita yang di kirimkan memata-matai keluarga kita, aku bisa nikahi." kata Vanzu Bao pelan.
brak!
"Tidak boleh!"
"Kakek, wanita ini masih polos. Kita buat dia patuh lalu buang kemanapun, keluarga Tornado tidak akan bisa berbuat apa-apa."
bum!