Dua kepala beradu, "Istriku, aku sangat menginginkan kamu," bisik Kqu tanpa malu mengungkapkan keinginannya.
"Maafkan aku, Kqu. Aku ingat sebagian. Aku-- tidak nyakin kamu suamiku walau samar"
Udara dingin diluar dan panas di dalam toko berikan suasana nyaman tapi mendengarkan kalimatnya. Kqu memundurkan kepalanya sedikit lalu menatap matanya tajam.
"Samar tapi tidak berarti itu benar."
"Aku-- "
Kqu menimbang kata yang ingin diucapkan, bibir yang dirasakan seperti jelly. Pantas Leopard Tornado tergila-gila padanya. Walau kenyataan aslinya jauh dari kata asli, nyatanya dorongan untuk memiliki semakin kuat.
"Seperti kataku di awal, beri aku kesempatan."
"Kqu?"
"Kamu tidak akan tahu jika tidak mencobanya. Aku dan dia sangat berbeda."
"Aku-- "
Tak tahan kemungkinan yang mungkin saja berseliweran di kepala Maureen, Kqu meraup bibir tersebut untuk kedua kalinya.
Egois.