Empat bulan berlalu, Maureen (Weird) terus mengangkat perlahan kakinya satu persatu di atas mesin bantu jalan. Akibat kecelakaan tersebut motorik kakinya terluka mengakibatkan kesulitan berjalan. Kepalanya juga mulai membaik, ada yang teringat dan ada yang terlupa.
Langit berhenti di bawah titik dimana Maureen (Weird) menatapnya. Ada hal-hal yang dilupakan tanpa sengaja. Ia tak tahu itu.
tok.... tok...
"Hai cantik, boleh masuk kah?"
Satu kepala muncul dari pintu rehabilitasi, Maureen (Weird) tampilkan wajah tersenyum berikan sinarnya. Kqu masuk ke dalam lalu membantunya turun, "Aku merindukanmu," ucapnya pelan menggapai dari arah belakang.
"Ya."
"Apa kamu juga merindukan aku?"
"Kqu?"
"Apa? panggil aku suami. Dulu, kamu panggil aku begitu."
"Maaf."
Sorot mata penuh kasihan bikin hati seperti jatuh ke dalam tanah. Kqu tahu ini tak adil baginya tapi ia ingin sedikit egois memiliki.