Satu jam kemudian,
Leopard duduk tenang di ruang tamu. Di hadapannya beberapa anak Weird Dee memandang sengit sampai ingin mencekiknya di tempat. Maureen santai menyesap gelas berisi teh herbal di kursi kesayangannya.
"Ayah, siapa ini?"
"Siapa yang kamu panggil ayah? kamu panggil Maureen ibu dan aku ayah."
"Cih! percaya diri sekali."
Perdebatan terus berkembang menjadi keras dan penuh emosi namun, Maureen tak bergeming dari tempatnya. Kejadian hari ini sangat menguras fisik dan mental, ditambah satu hari penuh melakukan itu. Maureen merasakan keletihan yang asam di hatinya.
Jes melongo melihat penampilan Weird Dee yang mirip perempuan, berapa lama ia tak melihat sampai tiba-tiba memiliki tunangan? melirik arah Koefisien yang terpaku.
"Ayah..."
"Tidak apa-apa."
"Baik kalau itu perkataan ayah, aku percaya."
"Anak baik."