Weird Dee memandangi Relina yang tertidur pulas, "Cantik," gumam tanpa sadar. Kaki berjalan mendekati, berlutut di hadapannya dekat tempat tidur.
"Aku tidak tahu apa itu cinta, Relina. Mengapa kamu memaksakan sesuatu padaku? semua orang mengatakan cinta tapi nyatanya hanya mengambil keuntungan," jarinya mengusap lembut di pipi.
Relina tidak terpengaruh dengan kegiatan kecil dari Weird. Hati Weird Dee terasa sakit melihatnya yang sedikit mengerutkan keningnya.
"Aku tidak bisa berikan apa yang kamu mau karena Riu sudah mengambilnya. Apa kamu tidak bisa hidup seperti ini saja?"
Weird mengangkat dirinya untuk berjalan menuju kamar mandi. Matanya terpejam di bawah guyuran air shower. Sepanjang hidupnya berjuang mati-matian untuk bisa hidup baik dan normal, ujungnya semua mati tak bersisa.
"Riu, apakah aku salah?" tanyanya pada dirinya sendiri. Hatinya gelisah, Weird takut mengambil keputusan yang berakibat fatal. Di dalam ada anaknya, bagaimana bisa egois?.
Sementara itu,