Weird memasang wajah datar ketika Relina datang ke ruang makan. Terlihat sikap acuh dan acuh yang ditunjukkan Relina padanya.
"Lusa, kita pulang ke rumah."
Suara kursi di tarik dan sendok beradu dengan piring mengusik Weird. Relina makan dengan lahap, perutnya kelaparan.
"Relina, kita mulai lagi dari awal, bagaimana?"
Sendok berhenti menyuapkan ke dalam mulut, Relina berpaling melihat Weird dengan sorot mata rumit. Weird menelan air liurnya hati-hati, penampilan Relina saat ini berikan perasaan ingin memakannya.
"Tidak!"
Weird terkejut mendengar penolakannya, "Mengapa? kamu masih ingin kabur dariku! Relina, kamu mau apa sebenarnya? jangan bertingkah," serunya.
"Aku muak membahas hal yang sama."
"Relina..."
Relina bangkit berdiri, makanan yang tersisa masih cukup banyak tetapi ia tidak berselera sama sekali. Weird merasakan panik dalam hatinya, "Mau kemana?" tanyanya.