Dua bulan berlalu. Perlahan-lahan Relina sudah mulai bisa bergerak nyaman walau tidak selincah dulu. Tawa terdengar dari dapur, tanpa sadar senyum ikut berbahagia melihat Reimundo bersama pelayan kecil.
"Nyonya, hari ini kami mau pergi ke pasar. Apakah nyonya ingin ikut?"
Reimundo santai bersandar di kusen pintu rumah, "Ikut saja. Kamu sudah lama dalam rumah, aku takut jadi hantu" ucapnya.
Pelayan kecil melotot ke arahnya, "Jangan dengarkan Rei, ia hanya bercanda saja nyonya" serunya tak senang.
"Aku hanya bicara"
"Iya, kami hanya bicara"
Geli, Reimundo pergi keluar rumah. Pelayan kecil mengambil kain selimut perca di dalam kamar utama untuk diberikan pada Relina.
"Aku tidak ingin ikut. Kamu belikan saja makanan manis di pasar, rasanya mulutku asam"
"Baik Nyonya, tetapi benar kata Rei, nyonya terlihat putih seperti mayat"
"Kamu ini"
"Benaran"
"Kamu sudah tertular Rei"
"Hahaha tidak nyonya. Kami berangkat dulu."
"Hati-hati."