Relina berulangkali menggerjap, mengedarkan mata ke segala penjuru, ini bukan kamarnya bersama Weird.
"Kamu sudah bangun"
Suara langkah kakinya terdengar diseret, melihatnya dengan terkejut. Senyum tulus diberikan dan samar.
"Reimundo..."
Relina bangkit pelan tapi terasa sangat lemah, Reimundo buru membantunya dengan hati-hati.
"Apa yang terjadi? mengapa aku disini?"
"Minumlah ini dulu, badanmu masih terlalu lemah"
Gelas berisi teh hangat diberikan, Relina perlahan-lahan meminumnya. Wajah pucat berubah merah ketika Relina menyadari pakaian yang dikenakannya terekspos jelas di mata Reimundo.
"Hahaha tidak usah malu, ini bukan masalah penting. Walau terlihat menarik untuk dilihat secara gratis"
Wajah merah padam mendengar itu, tetapi tubuh lemah Relina sangat tidak nyaman untuk bereaksi lebih.
"Kamu-- !"
"Iya... ya.. maaf"
"Katakan saja, dimana ini?"
Reimundo berjalan ke arah kursi, kakinya yang diseret menarik perhatian Relina. Perasaan bersalah tajam menusuk hatinya.