Rasa sakit yang tajam menggores kuat di kedua sisinya. Tangan mencengkeram kuat seprai di dekatnya.
"Relina..."
Suara teriakan serak dan isak tangis keras menghancurkan semua ilusi kesenangan di awal tercipta. Peluh membanjiri keduanya, Relina menutup mata erat, enggan untuk melihatnya.
"Relina, selama ini aku diam saja dengan tingkah mu tapi kamu harus mengerti satu hal"
Weird menoleh ke arah Relina, namun kepala Relina mengarah ke tempat lainnya hingga sulit untuk mengetahui reaksinya.
"Relina..."
Karena tak ada reaksi, Weird menjadi kesal, iapun menindihnya dengan cepat bikin Relina terkejut.
"Kamu mau, apa?"
"Aku ingin lihat kamu. Apa kamu marah padaku? ayolah, Relina. Kalau aku terus menerus memuaskan diriku padamu, aku bisa mati kebosanan"
Bola mata Relina meredup. Mati seketika tanpa ada tanda-tanda kehidupan disana. Weird sempat terkejut tetapi tidak mengatakan apapun lagi selain mulai menggerayangi badannya.
"Weird, katakan apa mau mu sebenarnya"
"Mau ku?"
"Ya"