Relina terbangun karena suara keras dari arah sofa, matanya masih belum fokus untuk melihat tetapi terlihat Weird melepaskan jeratan tangan Lola dari lengannya.
"Pergi!"
"Aku minta maaf, Weird"
"Siapa kamu bilang?"
"Tuan Weird, aku minta maaf. Jangan buang aku"
"Jes!"
Teriakan tak berdaya terdengar menyayat hati, badan Lola diseret keluar oleh Jes dan dua pengawal pribadinya sementara Weird memijit pelipisnya yang berat.
Apa yang terjadi pikir Relina, ini terlihat kacau balau depan matanya, bukankah tadi Lola mengumbar kesombongan tetapi mengapa sekarang Weird marah padanya.
Weird menoleh arah tempat tidur, menyadari Relina bangun, iapun beranjak untuk menghampiri. Namun, pandangan mata Relina sedikit berbeda dengan kemarin. Weird tak senang melihatnya.
"Kamu bangun"
Kecupan hangat diberikan. Senyumnya terlepas memeluknya erat, tepukan pelan di berikan sebagai perasaan yang lega.
"Maaf, aku tak tahu jika kamu sakit. Wanita itu hanya selingan, tidak perlu dibuat serius"
