Konyol.
Aku tak pernah merasakan hal ini pada orang lain. Apakah Langit berikan kesempatan tapi sebenarnya menghukum?
Udara pagi menusuk tulang dengan keriangan yang bisa di dapatkan. Sinar matahari menyusup di sela-sela rimbunnya dedaunan yang menutupi jalan menuju arah secara acak.
"Aku terjebak" gumamnya.
Tanpa sadar mata memperhatikan Weird yang tertidur pulas di tempat tidur. Sepanjang malam hanya bicara tanpa melakukan apapun hingga kelelahan.
Kepala miring arah kanan dan mulai bertanya lagi pada dirinya, apakah benar ini satu-satunya jalan untuk bisa berkompromi ataukah ini hanya sebuah permainan yang dirancang, wajahnya menggelap mengetahui kemungkinan itu bisa saja ada.
Langit tersenyum kecil.
Weird membuka mata pelan, kerutan dalam muncul di wajahnya melihat Relina memandangi wajahnya tapi isi kepalanya terbang entah kemana.
Apa semalam tidak cukup bicara?
Mengapa semua wanita bisa menyulitkan padahal jelas-jelas semua diberikan secara cuma-cuma?