Relina membuka mata pelan, perasaan takut menghantui sejenak namun tangan Weird mengapit kuat menyadarkan apa yang dilihat semalam.
"Weird, lepas. Aku-- mau ke kamar mandi"
"Hmm..."
Tangan ditarik, Relina turun dari tempat tidurnya menuju kamar mandi, sesaat berhenti di satu tempat seperti ada yang dilupakan.
Weird bangun dan duduk di tempat tidur memandangi wajah Relina yang kebingungan, sesekali melihatnya kemudian lantai beralaskan karpet.
"Ada apa Relina?"
Relina mengelengkan kepalanya lalu berjalan lagi menuju kamar mandi. Ada yang salah pikirnya bingung sembari menutup pintu.
drt...
drt...
Weird mengambil handphonenya di meja dekat tempat tidur. Nama Koefisien tertera.
---- "Bagaimana?"
---- "Sekarat"
---- "Selamatkan untuk sementara waktu"
---- "Ayah, ibu akan tahu jika pria ini..."
---- "Tidak akan. Ibumu hanya milik ayah seorang, tidak usah berfikir banyak. Lakukan saja!"
klik.
