"Mage..."
Jero merasakan damai dalam pelukan Mage, ada yang tumbuh disana untuk mengantikan. Mage tidak mengerti, ia hanya mengelus perlahan di punggung.
"Apa yang terjadi? apakah kamu merasa kesakitan? obat, dimana letaknya?" tanyanya penuh kasih, Mage merasa hatinya bergetar kencang. Bahagia.
"Tidak! aku hanya membutuhkan kamu" tolak Jero pelan berusaha keras menahannya dalam pelukannya.
"Aku-- ?" tanya Mage kebingungan. Ada banyak pertanyaan tapi keluar dari mulutnya hanya sebatas aku.
"Ya, kamu" bisiknya menjawab Mage, Jero melepaskan Mage dari pelukannya, melihat ke arah matanya yang bulat dan bibir tipisnya. Semua temannya telah mati sia-sia karena alasan dendam di masa lalu, ia tersisa seorang. Riu istrinya dan Jeri juga meninggal, apalagi yang dibutuhkan kecuali sebuah penyesalan tanpa henti.
"Aku butuh kamu"
Bibir Jero menempel erat pada bibir Mage, berusaha mencari sesuatu yang hilang disana, sesuatu yang ingin dikenal sebagai masa depannya.
"Uh?"