Masa lalu bergerak mengikuti masa depan. Berusaha melupakan yang terlupakan. Dua tahun sudah, kehidupan tetap harus berjalan walau terseok-seok.
Koefisien mengelus lehernya seperti mengelus akan dirinya semacam pembelaan diri. Weird mengendong putranya dengan hati-hati, matanya persis Riu.
"Apa kamu pernah menyesali?"
Kepalanya menoleh ke arah Weird yang sibuk mengendong adiknya berumur 2tahun. Weird tidak mengalihkan perhatiannya pada putranya.
"Aku tidak tahu ayah. Selama ini, ayah berjuang memastikan tidak seorangpun mengusik kehidupan ku. Kini, adik mengalami hal yang sama denganku. Aku-- bingung"
"Ayah hanya mencintai dua orang Riu dan Ruehin ibumu, tidak ada lainnya lagi"
"Apa ibu pernah menyesali menikah dengan ayah karena dijebak?"
"Tidak! dia merasa bahagia dengan cintaku dan mendapatkan kamu"
"Aku mengerti"
Koefisien bangkit dari duduk, terlalu lemah untuk mengatakan sesuatu pada Weird.