Detak jantung berdebar-debar melihat pria di hadapannya. Langkahnya pelan dilakukan Dishoa.
"Tuan, turut berdukacita"
Dishoa terdiam lama depan pintu ruang duka, rumah sakit. Tangan mengengam tangan kecil Caca yang sibuk memperhatikan sekelilingnya, "Ibu..." katanya.
"Aku terlambat"
Orang kepercayaan Weird tidak tahu harus mengatakan apa karena memang tidak pernah melakukan. Diam merupakan hal yang bijak.
"Apakah dia kesakitan?"
"Awalnya, nyonya Dishoa terkejut mendengar semua cerita yang sebenarnya. Dia syok"
"Aku-- "
Tangan kecil berusaha melepaskan dari tangan Dishoa, "Ibu...!" katanya lagi. Perasaan rindu yang tercipta di wajahnya jelas berikan rasa sakit pada Dishoa.
"Ibu tidur"
"Mau lihat!"
Dishoa terpaksa masuk ke dalam, orang kepercayaan Weird menggeser ke arah kanan supaya Dishoa bisa masuk. Caca berlari kencang ke arah tempat tidur, terlihat Jazirah diam tak bergerak.