Hujan di pagi hari tidak bisa menutupi kesedihan Weird. Tangan mengetuk meja dekat kaca jendela seirama jatuhnya hujan menyentuh bumi.
"Tuan, persiapan telah selesai. Nona Leimena dan tuan muda menunggu"
Weird mengeja nama Ruehin dalam hati sebelum berbalik menghadap orang kepercayaannya yang memandang dengan tatapan penuh simpati.
"Lakukan pertunjukan ini dengan baik. Jangan sampai tersisa, aku ingin darahnya!"
"Baik, tuan"
Weird berjalan lebih dulu barulah diikuti orang kepercayaannya keluar dari kamar utama menuju ruang utama di rumah ini. Niatnya berpindah ke kediaman keluarga Dee semakin kuat.
Tampak berjejer rapi para pelayan wanita maupun pria, kepala pelayan termasuk di dalamnya. Kepala pelayan merasa aneh melihat ke sekelilingnya, ini baru pertama kali terjadi, sebenarnya ada apa pikirnya mulai tidak tenang, apakah Leimena melakukan sesuatu kesalahan pikir lagi, tetapi tidak mungkin.