Jazirah berjalan mundur hingga menyentuh dinding belakang, "Apa yang kamu mau Baron? lepaskan!" teriaknya marah.
Kepanikan mengancam di setiap gerakan Baron pada Jazirah. Kepalanya sakit dan telinganya berdengung tiada henti.
"Satu tahun aku berdiam diri menunggu hari ini Jazirah. Akhirnya hahhaha aku bisa mendapatkan kesempatan yang aku mau"
Baron menjilat bibirnya yang mendadak kering, penampilan seksi Jazirah sungguh cantik. Umur tidak muda bukan sebuah hambatan meraih keinginan terpendam. Hidup bersama Jazirah selamanya.
Mata Jazirah perlahan dapat menyesuaikan situasi di sekitarnya. Ruangan gelap dengan lampu yang terbatas, satu tempat tidur dan meja serta kursi lalu kamar mandi yang terbuka.
"Jazirah sayang...istriku" katanya berusaha keras menahan keinginan yang terus berdatangan. Jazirah menarik nafas, bau tak enak memasuki hidungnya.
"Kamu gila!"