Cahaya matahari menyelinap di balik selimut yang dipakai Ruehin. Badannya sangat capek. Semalam melihat peristiwa 21+ melalui handphone Weird, terasa tidak nyaman, walaupun hatinya mulai mengenal kata tidak ada cinta untuk Belgium. Baru menyadari ternyata tidak ada kecemburuan. sungguh menyebalkan.
Ditariknya selimut lebih rapat di atas tubuhnya. Terasa nyaman dan enak di hati. Matanya belum terbuka sepenuhnya.
"Apakah aku harus tetap memangil sayangku atau istriku? atau nyonya Ruehin?"
Suara pelan menembus kesadaran Ruehin memaksa untuk membuka mata, tampak Weird duduk di sofa dengan posisi malas dan miring kepalanya.
"Kamu, jangan menggodaku"
"Siapa yang menggoda? Ruehin, menurutmu Belgium tidak menaruh kecurigaan dengan kamu tidur disini? bukan di kamar tamu dengannya?"
"Tidak peduli. Kamu juga suamiku, mana boleh disia-siakan punya suami tampan seperti mu. Wanita mana yang tidak menginginkan, huh! aku tidak buta"
