Ruang makan terasa tegang. Ruehin diam memakan makanannya dengan cuek sementara Weird lebih bersikap dingin.
"Maaf, kami sedikit terlambat" ucap Belgium dengan canggung, buru-buru duduk di hadapan Ruehin, "Ruehin..." panggilnya dengan perasaan bersalah.
"Duduklah tuan Belgium dan nona Calais. Makanan baru saja disiapkan. Apakah semua baik-baik saja sampai datang terlambat?" tanya sengaja padahal tahu sudah duduk.
Sebuah pertanyaan yang diarahkan berikan tekanan tidak nyaman pada Belgium. Calais berusaha tidak terlihat canggung.
"Hanya menyelesaikan kesalahpahaman saja. Tidak ada yang penting" jawab Calais pelan, sengaja duduk di samping Belgium.
Mata melihat situasi sangat jelas, Belgium dan Calais telah mencapai kesepakatan. Weird berhati-hati memandang wajah Ruehin yang datar dan dingin. Bertahun-tahun menjadi istri ayahnya, ia sangat paham jika sekarang ini Ruehin sangat marah tapi di tahan.
