Kepala terasa berat dan sakit kepala, Belgium memperhatikan di sekitarnya kemudian duduk dengan panik.
"Apa kamu sudah bangun?" tanya Ruehin dengan enggan, sepanjang malam melakukan hal tersebut lalu harus mengecek orang mabuk, hatinya tidak senang.
Butuh waktu lima menit untuk menyadari di hadapannya, Ruehin menatapnya dengan cemas dan kesal. Belgium meraihnya untuk duduk, tercium bau sabun dan shampo yang berbeda, ia tahu salah.
"Kita dimana?" tanyanya berusaha tidak terpengaruh dengan suasana hati Ruehin yang turun naik sejak kehamilan.
"Rumah Weird Dee. Semalam kamu mabuk berat, tuan Weird merasa tidak baik wanita hamil pulang bersama orang mabuk atau diantarkan ke rumah, berbahaya katanya" seru Ruehin bertambah tidak senang perasaannya.
"Ah, dia benar. Maaf" ucapnya tulus. Belgium ingin memeluk tapi Ruehin menghindari dengan tatapan mau apa kamu peluk-peluk dalam kondisi bekas sisa mabuk.