Jazirah bermain dengan Caca tetapi otak di kepalanya tidak berada di tempatnya. Dishoa menghampiri lalu menariknya duduk di sofa, "Ada apa Dishoa? mengapa kamu tidak pergi ke kantor?" tanyanya bingung.
"Meninggalkan kamu seperti ini, aku tidak menyukainya. Aku mengambil satu hari libur menemani istri dan anakku, bagaimana?"
"Kamu ingin bersama kami hari ini, benarkah?"
Suaranya terdengar senang dengan rencana Dishoa, tentu membawa kebahagiaan tersendiri bagi semuanya.
"Tentu saja"
cup!
"Jangan lakukan itu di hadapan Caca, Dishoa" , pukul pelan pada badan depan dari tangan Jazirah. Sungguh imut.
"Ayah curang, ibu dicium , Caca kok tidak"
Teriakan kecil Caca yang setengah ingin menangis membuat Dishoa tidak berdaya, anak perempuannya selalu ribut jika berduaan dengan Jazirah.
Tidak ada hal lebih menyenangkan bersama keluarga yang diinginkan. Tawa dan teriakan berbaur jadi satu, Dishoa bersyukur keputusan menikahi Jazirah berbeda jauh umurnya telah membuat lengkap.
