Ruang keluarga tersebut ramai dengan tawa dan cerita yang bersautan dari Leimena dan Dishoa Feng. Jazirah diam meminum cangkir teh kamomil dengan santai.
Sesekali Dishoa melirik ke arahnya. Namun, diacuhkan. Tatapannya berubah lembut setiap kali bertabrakan dengan mata Jazirah. Leimena merasa heran dalam hatinya, mengapa Dishoa bersikap aneh hari ini.
"Kak Dishoa, mengapa kamu datang malam-malam begini? apa ada keperluan dengan ayah?" tanyanya penuh selidik, perasaan penasaran menggelitik dalam hatinya setiap kali Dishoa mengulirkan matanya.
"Anak kecil tidak usah tahu", sontak Leimena cemberut, benar-benar tidak senang diperlakukan seperti anak kecil.
"Ih, siapa juga yang kecil. Aku sudah besar" protesnya kencang lalu melihat arah Jazirah yang setia meminum tehnya tanpa terusik.
"Iya besar tapi otak masih kecil" kata Dishoa menyentil dahi Leimena sehingga terlihat merah.