Angin semilir membawa keharuman. Kesunyian menghiasi bukit pemakaman. Zero duduk di samping batu nisan, menepuk-nepuk pelan dengan wajah sendu.
"Ayah angkat, ini siapa? apakah ibu?"
"Ya, dia ibumu"
"Halo ibu, aku Jeri Dee. Maaf baru datang berkunjung"
Suaranya berat disertai pengertian yang mendalam, Zero mengelus rambutnya dengan perasaan sayang.
"Pergilah bermain, ayah angkat ingin bicara sebentar dengan ibu sebelum gelap"
Jeri berjalan ke arah bangku tak jauh dari tempat itu. Zero mengawasi, "Ibu, aku menyelamatkan Jeri an tepat waktu. Maaf, aku tidak bisa menyelamatkan Jero. Permintaan mu sangat sulit untukku tetapi aku mengerti mengapa cinta tidak bisa memilih ketika datang"
Tidak ada jawaban selain angin yang menerpa, wajah terasa semakin dingin. Zero beranjak dari duduknya kemudian menepuk pelan batu nisan tersebut.