Riu mengerang kesakitan, "Aku tidak mau hamil lagi, Weird! ini sakit sekali" teriaknya kesal sambil memegang tangan Weird dengan kuat.
"Terserah kamu saja" ucapnya sedikit mengerutkan keningnya, ia tidak pernah menunggu kelahiran anak-anaknya jadi tidak tahu rasanya seperti ini. Rasa takut.
Dokter mengelengkan kepala dengan berat hati, "Operasi jalan satu-satunya, tuan besar" katanya melihat wajah kesakitan Riu.
"Tidak bisa! aku tidak mau perutku dibelah seperti ikan mati"
"Riu..."
"Diam Weird! ingat baik-baik kalau sampai perutku dibelah, jangan harap kamu bisa menyentuh tubuhku seujung kuku"
"Itu..."
Nehru dan Albasia tidak bisa menahan tawa, suara mereka seperti ejekan di telinga Weird yang menahan umpatan dan makian untuk anak-anaknya yang berada disini.
"Bawa ke rumah sakit, ayah"
Riu tersenyum pada Koefisien, "Memang anak ibu yang paling mengerti pada ibu, Koefisien. Weird! kamu harus belajar darinya" teriaknya lagi.
