Jero meletakan kepalanya yang sakit pada bantal tipis. Otaknya masih belum bisa pulih mencerna setiap pembicaraan orang-orang di dalam ruangan sidang.
"Konyol bukan, kamu berakhir disini"
Kepalanya melihat ke arah pojokan. Badannya seketika waspada. Tatapan tajam dari pria tersebut seperti di kenalnya.
"Jangan bodoh! aku teman satu sel mu untuk waktu yang sangat lama"
Nada suaranya tenang mengalir sekaligus mengejek kuat. Jero mengerutkan keningnya, "Aku seperti mengenal mu" ujarnya berusaha menurunkan kewaspadaannya.
Pria itu keluar dari pojokan, bau tak sedap memenuhi satu ruang kamar sempit ini. Sesak, itu yang dirasakan. Jero duduk di tempat tidur, niatnya untuk tidur di batalkan.
"Zabade namaku"
"Aku-- tidak tahu Weird Dee memiliki paman atau kakak?"
"Memang tidak keduanya"
"Kalau tidak keduanya, siapa kamu?"
"Aku tebak, Weird yang mengirimkan kamu kemari"
Jero diam, memutuskan untuk tidak bicara. Tidak mengenal, harus hati-hati.
"Diam berarti benar"
