Langkah tergesa Megumi ke arah kamar berjeruji di gedung tiga membuat beberapa orang menyingkir. Nafas satu-satu, Megumi mengatur nafas susah payah. Tangan terarah pada gagang pintu,
"Kamu sangat cepat berlari, Megumi"
Badan Megumi kaku seketika. Tangan yang terulur langsung terkulai di samping tubuhnya. Ia berbalik mendapatkan Koefisien berdiri di hadapannya dengan wajah tampan bak malaikat.
"Aku-- ingin melihatnya sebentar saja"
"Tidak apa-apa. Aku pasti berikan waktu untuk itu, tapi setelah anak kita lahir"
"Aku-- "
"Ayo, pulang. Aku harus mengecek kesehatanmu akibat berlari kencang tadi. Megumi, apa kamu tahu itu sangat berbahaya bagi anak kita"
Tangan Koefisien merangkul ketat Megumi dengan santai. Tangan satunya lagi meraih perut Megumi yang mulai membuncit. Mereka berdua berjalan menjauhi tempat itu menuju rumah utama. Usapan Koefisien menegaskan untuk tidak dibantah.
"Ibu akan datang. Aku ingin minta ijin untuk menikahi kamu"
"Tapi, Zuang..."