Riu memandangi pemandangan alam dengan tak percaya, dua garis berwarna-warni nyata ada disana. Seperti sebuah hologram cantik. Itu pelangi.
"Cantik bukan?"
Tidak bergeming, tetap memandangi hologram tersebut yang memancarkan pesonanya, kepala mengangguk tidak mengalihkan pandangannya, takut menghilang sebuah momen sederhana.
Weird mendekati, "Bagaimana keadaan nyonya Justin?" tanyanya pelan, suaranya sangat membius. Bulu kuduknya selalu merinding bila berdekatan dengannya.
"Aku-- baik, kurasa"
"Senang mendengarnya"
"Mengapa anda disini tuan Weird?"
"Kemana lagi aku berada, kalau tidak dekat dengan orang yang terlupakan"
Wajah Riu berpaling ke arahnya dengan tidak senang, "Melupakan dan dilupakan merupakan hal yang wajar jika pertemuan berakhir" ucapnya lirih.
"Kamu semakin cantik. Sulit berpura-pura di depan orang lain tanpa terlihat mengenal"
"Aku tidak"
"Kamu wanita kejam"
"Tidak sekejam tuan Weird yang tega membunuh anaknya sendiri"
