Katakan dimana keadilan itu. Satu bulan tinggal di sebuah rumah tua bersama penjaga.
Anisa tidak bisa bersuara sedikitpun, bola mata terarah pada pria di depannya yang sibuk mencicipi tubuhnya dengan kasar, sungguh piawai permainannya. Badan turut merespon dengan baik, ia benci ini tapi tak berdaya.
Usai memakai tubuh Anisa, pria tersebut lemparkan selimut tipis untuk menutup namun selimut tersebut sebagian besar tidak bisa menutupi.
"Bagaimana?"
"Hahahaha wanita ini sungguh enak"
"Jelas! wanita yang di kirim, selalu kualitas bagus"
"Bisu dan cacat, kombinasi ideal, hahahaha"
Pria tersebut menepuk-nepuk pakaiannya yang kusut. Uang dilempar ke arah Anisa, "Itu bonus untukmu, aku suka respon dari tubuhmu itu" ujarnya pergi setelahnya.
"Aih... aih, betapa baiknya hati anda tuan" pujinya dengan kilatan senang di seluruh wajahnya. Anisa tidak bergerak, penjaga cepat-cepat mengambil uang yang dilemparkan memasukan ke dalam saku belakang celananya.