Jay Dee bersikap tenang mendengar penuturan dari Seiji Makoto tentang tawaran Justin de Valdes. Tidak satupun menyela bahkan menyalahkan semua perkataan yang terdengar naik kemudian turun seirama detak jantung yang tersekat sebuah dinding.
"Katakan intinya saja"
Angin tak lagi sama seperti dulu, dimana hanya ada aku dan kamu. Getaran berbelok semakin jauh dari kata sepakat. Seiji berusaha mengatakan intinya namun, lagi-lagi terjadi perubahan dalam suaranya yang membuat Jay Dee sedikit lelah.
"Jay Dee ?"
Cincin di lepas bersamaan pandangan mata bingung di depannya. Gelengan kepala dan tarikan tangan menahan tidak dapat membuat segalanya di mengerti.
"Aku mengerti tapi pernahkah kamu mempertimbangkan perasaanku selama ini"
"Aku-- "
Inilah pedang dua arah dimana sebuah keputusan dibuat bisa saja membunuh keduanya atau kehilangan.