Kepala pelayan menarik kedua tangan dari wajahnya, melihat Riu diam membisu melihat langit-langit kamar dengan air mata yang turun di sela-sela. Sungguh kasihan.
"Nyonya"
Gerakan pelan mendekati Riu, "Apa anda baik-baik saja? apa ada yang bisa saya bantu?" tanyanya.
Riu beralih melihatnya, "Maukah kamu memelukku sebentar, Rupert?" tanyanya balik, tatapannya sangat sedih bikin hati seperti terinjak.
"Nyonya...?"
"Aku merasa tidak nyaman dan dingin"
"Tidak masalah"
Isi otak sehat kepala pelayan terbang entah kemana, bergerak untuk memeluk tubuh mungil Riu dengan berbaring dekatnya. Takut mengenai benda-benda vital, kepala pelayan sengaja beri jarak.
"Nyonya, maaf. Apa anda menyesalinya?"
"Sudah terjadi, biarlah"
"Maaf"
"Tidak apa"
Riu berbaring mencari posisi lebih nyaman. Kepala pelayan mau tidak mau terpaksa mengikuti padahal dengan memberikan jarak pada Riu, ini memudahkan melepaskan diri.