Ketenangan tanpa dasar pada gelombang ombak besar membuat tak seorangpun mau menyelamatkan bahkan untuk berfikir menolong saja, terasa sulit.
"Riu, untuk apa kamu berlama-lama begini? kamu ingin suamimu ini kebingungan setengah mati, hah!"
Piring berisi kue tiramisu habis tak bersisa dimakan Riu. Tangan hendak mengambil cangkir teh, tiba-tiba satu tangan menahan Riu untuk mengambil.
"Riu, kamu sengaja ingin bermain-main denganku? aku tidak senang maka kamu jangan harap hidup tenang"
Riu memperhatikan bola mata Justin yang dekat padanya, tangan bergerak meraih rahang wajah Justin dengan lembut, tidak tampak kemarahannya melainkan sebuah senyuman pengertian yang besar.
"Kamu butuh bantuan dariku. Apa kamu berfikir aku hanyalah pajangan status belaka? kamu menyakiti hatiku kalau begitu"
Kata-kata dingin yang diucapkan seperti anak panah yang melesat untuk di dengar semua orang di ruangan ini. Anisa gelisah, ia terlalu takut apabila Justin lebih memilih Riu.