Asap rokok membumbung tinggi ke udara bebas, kepala pelayan menghembuskan tiada henti mirip cerobong asap kereta api. Ingatan tentang ciuman tak sengaja merusak segala ketenangannya.
"Rupert!"
Kepala pelayan berpaling pada suara yang memanggil, terlihat Justin datang menghampiri dengan langkah tergesa, tidak seperti biasa memanggilnya dengan nama pribadi bahkan mencarinya dengan wajah kusut.
"Tuan?" tanyanya bingung sembari menginjak sisa rokok yang masih terbakar ke tanah. Justin tampak khawatir, "Berita di televisi masih saja membuatku tak tenang, bisakah kita meredam pemberitaan ini?" tanya Justin balik.
Kepala pelayan berfikir sejenak, "Berdasarkan pengalaman, saya pikir anda dan nyonya melakukan klarifikasi tentang hubungan yang terjadi" jawabnya pelan.
Justin mengerutkan dahinya tampak tidak senang, "Aku tidak pernah bawa wanita dalam masalah sepele, kamu tahu itu" tolaknya kasar.
"Tanggapan nyonya, bagaimana tuan?"