Riu mengurai rambutnya ke arah belakang, mata sibuk membaca proposal di tangan. Justin menyesap kopi paginya dengan tenang.
Ana menuangkan kopi panas ke dalam cangkir dengan hati-hati. Perutnya tidak nyaman.
"Hati-hati Ana. Apa kamu baik-baik saja?" tanya Riu heran padanya ketika menuang kopi tumpah kemana-mana.
"Saya kurang enak badan, nyonya" jawab Ana pelan, Justin sibuk membaca laporan dengan telinga mendengarkan. Akhir-akhir ini terlalu banyak bertindak pada Ana.
Riu menghela nafas tidak senang, "Pergilah beristirahat, biar Livina yang mengantikan" serunya.
Tanpa kata-kata pasti, Ana segera mencari Livina untuk mengantikan. Riu mengelengkan kepalanya melanjutkan acara makan pagi.
"Bagaimana kalau kita berlibur?"
"Tidak"
"Riu..."
"Aku banyak pekerjaan, Justin. Kamu menunjuk aku menjadi staf, mau di taruh dimana wajahku kalau ada kesalahan"
"Riu, aku ingin kamu bekerja agar tidak bosan di rumah"