Riu bengong kemudian menghela nafas berkali-kali melihat tingkah konyol Jero pada Jeri an. Berita di televisi terus mengusik telinga namun, Jero tidak bereaksi.
"Jero..."
"Tidak!"
"Apa kamu tahu apa yang akan aku katakan?"
"Wanita itu jahat"
"Dia kakak tiri ku"
"Riu..."
"Aku tahu dia jahat karena sudah membakar ku hidup-hidup tapi Jero, ini semua karena siapa? kamu--!"
"Kamu menyalahkan aku"
Keluhan kekanakan bikin Riu mengeluh dalam hati. Mengapa punya pria yang tidak peka dan hanya bisa mementingkan dirinya sendiri selain itu, terlalu tampan.
"Jero..."
"Kamu ikut aku pergi"
"Aku-- "
"Tidak akan ada yang mengenali mu Riu, Jay saja tidak"
"Aku-- "
"Kenapa? takut?"
"Jero, ini tidak mudah untukku"
"Kita bersama atau tidak sama sekali. Pilih Riu!"
Jero dibuat mati kesal dengan cara Riu. Bisa-bisanya meminta datang ke acara pemakaman Ayun tanpa pendamping, mau ditaruh dimana wajah tampannya ini.
"Jero..."
"Tidak ya tidak kecuali kamu ikut"
"Aku-- "