Riu mencari posisi nyaman di ranjangnya dengan selimut menutupi seluruh tubuhnya, terlalu lelah, namun tiba-tiba suara pintu dibuka. Hembusan angin dingin menyeruak masuk tanpa permisi.
"Riu... aku bawa Jeri an"
Jero terhenti melihat tingkah manis Riu berada dalam selimut. Jeri an tertidur dalam gendongannya, hati-hati diletakan pada boks bayi di sudut kamar. Kamar segera di kunci rapat-rapat, senyumnya tak pernah lepas dari wajahnya.
"Riu..."
Ciuman itu seperti bom waktu yang dinyalakan. Jero ingin memastikan lagi sesuatu dalam diri Riu. Ada beberapa hal yang bisa di jadikan petunjuk dari istrinya ini.
"Riu... bangunlah, ada yang ingin aku tanyakan" bisiknya pelan di telinga Riu sembari membersihkan telinga Riu mengunakan lidahnya.
"e..."
Suara protes Riu seperti api yang mematik dan menyambar Jero. Tidak mau menyia-nyiakan kesempatan yang datang, ia segera membuka satu demi satu lapisan baju yang dipakai Riu.
"Riu... mengapa kamu tidak merespon?"
