Mobil yang dikendarai perlahan melambat sampai di pinggir pertigaan. Satu ke arah balik ke kota kecil, satu arah kota transit dan satu arah kota pinggir.
Jarinya mencengkram kuat setir mobil. Wajah bingung sekaligus panik silih berganti. Kakinya capek, dilihat Jeri an tertidur pulas di kursi bayi.
Udara dingin menyapa begitu kaca jendela dibuka, sangat tidak menyenangkan. "Dingin" gumamnya cepat menutup. Perutnya lapar, buru-buru pergi sampai lupa mengisi perut.
Teringat peringatan Anisa di kepala, tinggal tersisa 5jam, jika tak dijalankan mobilnya, Riu takut perkataan Anisa benaran terjadi.
Mobil dijalankan dengan memilih jalur kota transit. Riu bingung memilih jalan apa, disini tidak ada kata kota pusat bahkan aliran sinyal maupun listrik tidak ada sama sekali. Benar-benar buta jalan.
Tiba-tiba muncul jembatan. Riu terpaksa mengendarai ekstra hati-hati kalau tidak ingin terjadi masalah.