Desti bergerak dengan susah payah, kandungan semakin besar. Kebetulan Eki pergi ke kota mengurusi surat-surat menjelang kelahiran. Ini menyulitkan mengingat kelahiran bayinya pada bulan depan.
bruk!
"Hati-hati"
Desti terdiam sesaat seperti mengenal suaranya. Jero berusaha menjaga jarak pada wanita di depannya agar tidak jatuh ke belakang.
"Tuan Jero?"
"..."
"Aku Desti, mantan istri Carlo"
"Ooo"
Kecanggungan terjadi mendengar kata itu, Desti berusaha menyesuaikan dirinya.
"Maaf aku lupa"
"Tidak apa-apa, aku menikah dengan Carlo juga sebentar. Aku sudah menikah lagi. Mengapa tuan Jero ada disini?"
"Jalan-jalan"
"Jalan-jalan?"
"Ya, jalan-jalan"
Desti tidak tahu harus berkata apa, kondisi Jero memang terdengar santer jika mengalami kemunduran fisik dan mental sejak kematian Riu.
"Kalau begitu, hati-hati berjalan tuan Jero, saya masih harus ke toko itu"
"Toko?"