brak!
"Karmita..."
Wajah ketakutan di sudut ruangan sungguh miris. Tidak ada lagi dokter Karmita yang terkenal judes dan cantik. Bentuknya benar-benar menyedihkan.
Wajah Dekia tampak marah bahkan langkahnya sedikit tegas ke arahnya. Karmita panik tapi tak berani bergerak.
"Aku sudah katakan kamu harus banyak belajar memuaskan aku!"
"Aku-- tidak punya waktu, dokter Dekia"
"Hah!"
"Aku-- meneliti komponen dari tuan Raul mengenai efek 1% apabila kemungkinan adanya kehamilan sebelum di suntik obat tersebut"
"Benarkah? kamu tidak berbohong padaku"
"Tidak dokter Dekia, aku benar-benar diminta untuk mengerjakan segera sebelum akhir bulan sudah ada laporan di meja dokter Raul"
Dekia sebenarnya ingin menerjang Karmita. Sungguh otaknya tidak bisa bekerja dengan benar jika bagian tubuhnya tidak mendapatkan kepuasan yang maksimal, ini sangat berbeda pada saat bersama Ayun.
"Baiklah, aku pergi dulu. Karmita, bisakah kamu bantu aku?"
"Apa dokter Dekia?"