Ayun menyeringai tidak senang, suara handphone dimatikan bertepatan pintu di buka dari luar.
"Ayun..."
Ayun berbalik menghadapi suara di bencinya. Ibu Jero masuk, wajahnya terlihat bahagia. Dugaan awal ibu Jero tentang Ayun ada hubungan dengan Carlo sirna seketika begitu mendapat laporan jika mereka berdua hanya teman biasa. Tentu tidak ada kesalahan dalam hal ini.
"Ibu, ada apa?"
"Kamu terlihat cantik"
"Ibu, aku khawatir acara pertunangan nanti malam tidak akan berjalan lancar"
Wajah khawatir Ayun membuat ibu Jero menghela nafas. Ia melangkah ke arah sofa untuk duduk diikuti Ayun. Tangan Ayun di ambil oleh ibu Jero lalu di tepuk pelan agar tenang.
"Ibu"
"Apa kamu punya rencana? wanita itu sekarang tinggal di rumahnya"
"Aku-- , bagaimana kalau di batalkan saja"
"Tidak bisa!"
"Kalau begini, aku harus bagaimana? Jero belum tentu datang"
"Pasti datang, hal itu tidak usah kamu khawatirkan"
"Maksud ibu?"