Jay mengelus rambut halus Riu dengan perasaan kasihan sekaligus sedih. Riu meletakkan kepalanya di atas meja, sorot matanya kosong bahkan jiwanya seperti tidak ada di tempat.
Kue dan minuman yang dibuat khusus oleh Jay tidak tersentuh sedari masuk. Jay tak pernah melihat Riu dalam kondisi begini, dulu Riu yang selalu menghiburnya bila ada kesulitan.
kling!
Eki masuk ke dalam toko dengan wajah buruk, ia tidak basa basi langsung duduk di hadapan mereka berdua. Jay melotot ke arahnya.
"Kalian harus bantu"
"Ada apa lagi?"
"Riu belum cerita?"
"Lihat saja kondisinya"
Eki menyomot kue di atas piring sebelum sempat di cegah Jay. Emosi Jay naik, bisa-bisanya main comot kue buatannya khusus buat Riu, ia tak terima tetapi melihat Riu yang tidak bergerak, ia jadi serba salah.
"Enak?"
"Enak. Nyonya kedua, kalau anda begini terus, tuan Jero benar-benar diambil nyonya pertama"
"..."
"Tidak bisakah mulutmu diam"