Riu terus berjalan menyusuri jalanan sepanjang perumahan mewah di sekitar rumah ibu Jero. Wajahnya terlalu sedih lalu masuk ke cafe terbuka yang memiliki pemandangan indah di depannya. Tidak banyak menu yang bisa di pesan disini. Terpaksa memesan yang ringan. Sesekali kepalanya menunduk ke arah handphone seperti ada yang membuat hatinya senang atau sedih, itu tercermin pada wajahnya.
Pemandangan ini dilihat Jero dari jarak 5meja dari tempat Riu. Jero duduk santai bersama orang kepercayaannya. Ia tidak ke kantor dari niat semula, cafe terbuka ini miliknya. Untuk meredakan amarahnya akibat Riu, ia kemari. Tidak kira bertemu disini.
Orang kepercayaannya bersiap membacakan isi laporan dari handphone miliknya. Jero memperhatikan bentuk tubuh Riu yang semakin kurus disertai wajah lelah.
"Tuan.."
"Katakan!"
"Nona Ayun sudah mulai menjalankan rencananya. Nyonya besar target berikutnya, apakah anda akan diam saja?"