Jay mendengus dingin kepada orang di depannya, jiwanya seperti layang-layang putus.
"Riu, mengapa tiap hari kondisi mu semakin buruk kali kemari"
Tampilan Riu macam pengemis di luar sana. Status tinggi sebagai nyonya tapi tidak ada yang tahu, hanya seorang pembantu paruh waktu.
"Aku tidak tahu lagi, mereka semua menyebalkan"
Jay mulai memahami Riu sesungguhnya. Tampilan bisa menipu. Jay heran bagaimana bisa Jero tidak tahu bahwa Riu sangat rapuh. Tarikan nafas dalam-dalam di lakukan Jay, "Aku mau memasak. Kamu mau makan apa?"tanyanya pelan, takut terdengar oleh orang. Acara masaknya terbatas khusus untuk Riu.
"Udang goreng tepung saos mentega" jawabnya dengan mata berkaca-kaca. Suaranya sangat lemah minta di kasihani namun, Jay tahu Riu tidak selemah yang dilihat.
"Ini toko kue bukan restoran. Tidak bisakah kamu bedakan. Setiap kali kemari minta makan tapi kamu sadar tidak sih, disini hanya tersedia kue bahkan banyak pelanggan toko ini jadi ikutan pesan" katanya kesal.