Nadia menatap Rafandra dengan raut wajah yang tampak sangat datar karena ia sama sekali tidak mengerti dengan apa yang dipikirkan oleh kekasihnya itu. Gadis cantik itu menautkan kedua alisnya karena bingung kenapa Rafandra bersikeras untuk ikut masuk ke Universitas dan bahkan jurusan yang sama dengan dirinya.
"Kenapa kamu bersikeras untuk ikut aku masuk jurusan bahasa? Aku sebenarnya tahu kamu memiliki niat untuk menjadi seorang dokter kan?" tanya Nadia pada akhirnya dengan nada sedikit kesal.
Rafandra sedikit menyunggingkan senyumnya sebab ia sama sekali tidak pernah tahu jika Nadia selama ini memperhatikan dirinya. "Memangnya kamu tahu dari mana jika aku memiliki cita-cita menjadi seorang dokter?" ia justru bertanya balik kepada kekasihnya itu.
"Kamu tidak perlu bertanya darimana aku bisa tau kalau kamu ingin jadi dokter. Harusnya kamu jawab dulu apa yang aku tanyakan tadi. Kenapa tiba-tiba kamu ingin putar haluan dan masuk jurusan bahasa?" ketus Nadia dengan sungutnya.
