Sergio berjalan gontai keluar dari dalam lift menuju pintu kamar gadisnya, ia jelas khawatir mendengar Clarinda sedang tidak dalam kondisi baik, entahlah— Sean benar, dirinya tak akan bisa meninggalkan Clarinda pergi ke Jepang jika mendengar Clarinda tak baik-baik saja pun mampu membuatnya sekalut ini.
Cklk--
Tanpa disangka, pintu kamar Clarinda tak terkunci, padahal Sergio sudah mengambil ancang-ancang untuk mendobrak pintu jika Clarinda berani mengunci pintunya saat keadaan gadis itu sedang tidak baik-baik saja.
Sergio dapat melihat gadisnya yang tengah terbaring di atas tempat tidur dengan menggunakan piama hitam. Ditutupnya kembali pintu kamar sembari menguncinya agar tidak ada siapapun yang masuk ke dalam kamar.
Mungkin Clarinda tak menyadari kehadirannya saat ini, lihatlah gadis itu yang hanya diam, memejamkan matanya dengan air mata yang terus mengalir di pipi mulusnya.
Apa itu sangat sakit?
Sergio bodoh, ia pikir semuanya tak akan memburuk seperti sekarang ini.